Jumat, 30 Desember 2016

Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat Ilmu Sosial Dasar




PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT
ILMU SOSIAL DASAR










MUTIARA, SIKOM

Disusun oleh:
1.            Evangel Nathasya Kirana (1IA05 / 52416410)
2.            Faris Rakin Syafiq (1IA05 / 52416672)
3.            Mahpudin (1IA05 / 54416232)




JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TENOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016



DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................1
1.1  LATAR BELAKANG........................................................................................1
1.2  TUJUAN.......................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN ...........................................................................................................2
2.1 PELAPISAN SOSIAL...............................................................2
2.2 KESAMAAN DERAJAT.................................................7
BAB 3 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................12









BAB 1

PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG


Masyarakat terbentuk dari individu-individu, yang terdiri dari berbagai latar belakang, yang membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya kelompok sosial tersebut terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau masyarakat yang berstrata. Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah teratur dan boleh dikatakan stabil. Sehubungan dengan ini, maka dengan sendirinya masyarakat merupakan kesatuan yang dalam pembentukannya mempunyai gejala yang sarna. Masyarakat tidak dapat dibayangkan tanpa individu, seperti juga individu tidak dapat dibayangkan tanpa adanya masyarakat.

1.2. TUJUAN
Manusia, sebagai makhluk sosial, tentu selalu mengalami perubahan sosial. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan dan atau status yang sama menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan berada dalam suatu lapisan atau stratum. Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan dalam bentuk suatu piramida.
Dalam hal ini, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah;
1.      Mengetahui makna dari pelapisan sosial dan kesamaan derajat.
2.      Mengetahui hubungan antara pelapisan masyarakat dan kesamaan derajat.
3.      Megetahui pola dan sistem pelapisan masyarakat.
4.      Mengetahui hubungan antara masyarakat, elite, dan massa dalam kesamaan derajat.





BAB 2
PEMBAHASAN


2.1  PELAPISAN SOSIAL

A.     PELAPISAN SOSIAL
Pelapisan maskudnya adalah keadaan yang berlapis-lapis atau bertingkat-tingkat. Istilah pelapisan diambil dari kata stratifikasi. Istilah stratifikasi berasal dari kata stratum (jamaknya adalah strata, yang berarti lapisan). Pitirim A sorokin mengatakan bahwa pelapisan sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarchies). Perwujudan dari gejala stratifikasi sosial adalah adanya tingkatan tinggi dan rendah. Dasar dan inti lapisan-lapisan didalam masyarakat adalah karena tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak, kewajiban dan tanggung jawab, serta dalam pembagian nilai-nilai sosial dan pengaruhnya diantara anggota masyarakat. Dengan demikian pelapisan berarti bahwa dalam masyarakat ada sejumlah kelompok masyarakat yang mempunyai posisi berbeda-beda dalam tata tertib sosial masyarakat, dimana golongan-golongan itu mendapat atau menikmati hak-hak tertentu. Berarti tidak semua perbedaan posisi di dalam masyarakat menunjukkan adanya pelapisan di dalam masyarakat. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan.

Yang dimaksud dengan kedudukan adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya didalam kelompok tersebut, atau tempat sebuah kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya didalam kelompok yang lebih besar lagi.






Didalam organisasi masyarakat primitifpun dimana belum mengenai tulisan. Pelapisan masyarakat itu sudah ada. Hal itu terwujud berbagai bentuk sebagai berikut:
·           Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan-pembedaan hak dan kewajiban.
·           Adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak istimewa.
·           Adanya pemimpin yang saling berpengaruh.
·           Adanya orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar perlindungan hukum.
·           Adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri.
·           Adanya pembedaan standar ekonomi dan didalam ketidaksamaan ekonomi itu secara umum.

Pendapat tradisional tentang masyarakat primitif sebagai masyarakat yang komunistis yang tanpa hak milik pribadi dan perdagangan adalah tidak benar. Ekonomi primitif bukanlah ekonomi dari individu-individu yang terisolir produktif kolektif. Apa yang sesungguhnya adalah kelompok ekonomi yang tersusun atas dasar ketergantungan yang timbal balik dan individu-individu yang aktif secara ekonomis, serta bagian-bagian yang lebih kecil daripada suatu kelompok yang memiliki sistem perdangangan dan barter satu sarna lain. Gradasi itu dapat kita lihat misalnya : multi dari memilih modal yang kaya sampai kepada buruh yang termiskin; dari presiden kepada lurah, dari jenderal sampai kepada prajurit dan sebagainya yang semuanya itu menunjukkan sebagaia jenjang-jenjang dan gradasi sosial yang
menunjukkan walaupun di dalam sistem demokrasi yang paling mutakhir pun ada pelapisan masyarakat
Dalam kenyataannya setiap individu memiliki lebih dari satu kedudukan. Sebagai contoh, seseorang pasti memiliki hak dan juga kewajiban, dalam hal ini hak dan kewajiban berinteraksi satu sama lain. Kedudukan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya disebut peranan. Peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kegiatan-kegiatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Dengan demikian peranan mempunyai fungsi penting, karena mengatur kelakuan seseorang dan pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan orang lain.

B.     POLA TERJADINYA PELAPISAN SOSIAL

Terjadinya Pelapisan Sosial
1.                   Terjadi dengan sendirinya.
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri.
Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu terbentuk secara alamiah seiring berjalannya waktu. Bentuk pelapisan dan dasar dari pada pelaisan ini bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat dimanapun sistem itu berlaku.

2.                   Terjadi dengan disengaja
Sistem pelapisan ini terjadi dengan sengaja bertujuan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam pelapisan ini ditentukan secar jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
·                    sistem fungsional : merupakan pembagian kerja kepada kedudukan    yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat, misalnya saja didalam organisasi perkantoran ada kerja sama antara kepala seksi, dan lain-lain
·                    sistem scalar : merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas (vertikal).


C.     SISTEM PELAPISAN SOSIAL

Pembagian Sistem Pelapisan, menurut sifatnya
·                     Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup
Di dalam sistem ini, satu-satunya jalan untuk dapat masuk menjadi anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran. Sistem pelapisan tertutup dapat ditemui di dalam masyarakat yang mengenal sistem kasta;
Ø    Kasta Brahmana, yaitu golongan-golongan pendeta dan merupakan kasta tertinggi.
Ø    Kasta Ksatria, yaitu glongan bangsawan dan tentara yang dipandang sebagai lapisan kedua.
Ø    Kasta Waisya, yaitu golongan pedagang yang dipandang sebagai lapisan menengah ketiga.
Ø    Kasta Sudra, golongan rakyat jelata.
Ø    Paria, golongan dari mereka yang tidak mempunyai kasta (kaum gelandangan, peminta, dsb).


·                     Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka
Didalam sistem ini setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke pelapisan yang ada dibawahnya atau naik ke pelapisan yang di atasnya. Sistem yang demikian dapat kita temukan misalnya didalam masyarakat Indonesia sekarang ini. Setiap orang diberi kesempatan untuk menduduki segala jabatan bisa ada kesempatan dan kemampuan untuk itu. Tetapi di samping itu orang juga dapat turun dari jabatannya bila ia tidak mampu mempertahankannya. Status (kedudkan) yang diperoleh berdasarkan atas usaha sendiri diebut “achieved status”.


Ada pula yang membagi pelapisan masyarakat seperti berikut:
1.                  Masyarakat yang terdiri dari kelas atas (upper class) dan kelas bawah (lower  class).
2.                  Masyarakat yang terdiri dari tiga kelas, kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class), dan kelas bawah (lower class).
3.                  Masyarakat yang terdiri dari kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class), kelas menengah ke bawah (lower middle class) dan kelas bawah (lower class).

Pada umumnya semakin tinggi golongannya, semakin sedikit jumlah orangnya. Dengan demikian sistem pelapisan masyarakat itu mengikuti bentuk piramid.

D.    TEORI TENTANG PELAPISAN SOSIAL

1)      Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsure, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.
2)      Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa selama  di dalam masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.
3)      Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu golongan Elite dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal dari pada perbedaan itu karena ada orang-orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang berbeda-beda.
4)       Gaotano Mosoa dalam “The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas pertama (jumlahnya selalu sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya lebih banyak).
5)      Karl Mark menjelaskan terdapat dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.

           Bentuk konkrit daripada Pelapisan masyarakat ada beberapa macam. Ada sementara sarjana yang meninjau bentuk pelapisan masyarakat hanya berdasar salah satu aspek saja misalnya aspek ekonomi, atau aspek politik saja, tetapi sementara itu ada pula yang melihatnya melalui berbagai ukuran secara komprehensif. Selanjutnya itu ada yang membagi pelapisan masyarakat ke dalam jumlah yang lebih sederhana (misalnya membagi hanya menjadi dua bagian). Sementara itu ada pula yang membagi tiga lapisan atau lebih).

2.2  KESAMAAN DERAJAT

A.      DEFINISI KESAMAAN DERAJAT

Kesamaan derajat adalah sifat perhubungan antara manusia dengan lingkungan masyarakat umumnya timbal balik artinya orang sebagai anggota masyarakat mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah negara.

Declaration of Human Right, yang lahir tahun 1948 menganggap bahwa manusia mempunyai hak yang dibawanya sejak lahir yang melekat pada dirinya. Beberapa hak itu dimiliki tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama atau kelamin, karena itu bersifat asasi serta universal. Indonesia, sebagai Negara yang lahir sebelumnya juga telah mencantumkan dalam paal-pasal UUD 1945 hak-hak asasi manusia. Pasal 27(2) UUD 1945 menyatakan bahwa, tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal 29 ayat (2) menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.

Hukum dibuat dengan maksud untuk melindungi dan mengatur masyarakat secara umum tanpa adanya perbedaan. Dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 1 dikatakan, “Segala Warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. ”, dalam hal ini dinyatakan adanya suatu kewajiban dasar di samping hak asasi yang dimiliki warga negara, yaitu kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Kemudian pada pasal 27 ayat 2, ditetapkan bahwa hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pada pasal 28, “kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh Undang-Undang.” Pokok ketiga, dalam pasal 29 ayat 2 dirumuskan kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara, “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.” Pokok terakhir, dalam pasal 31 UUD 1945 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran, (1) “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran,”, dan (2) “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional, yang diatur oleh undang-undang.”

B.     ELITE DAN MASSA

                            Dalam masyarakat tertentu ada sebagian penduduk yang ikut terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat tertentu juga ada penduduk yang tidak ikut disertakan. Dalam pengertian umum, elite menunjuk kepada sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan. Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan : “ posisi di dalam masyarakat di puncak struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Di dalam suatu pelapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi kunci atau mereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai kehijaksanaan. Para pemuka pendapat (opinion leader) inilah pada umumnya memegang strategi kunci dan memiliki status tersendiri yang akhirnya merupakan elite masyarakatnya.

               Ada dua kecenderungan untuk menetukan elite didalam masyarakat yaitu : pertama menitik beratakan pada fungsi sosial, dan yang kedua, pertimbangan-pertimbangan yang bersifat moral. Kedua kecenderungan ini melahirkan dua macam elite yaitu elite internal dan elite eksternal, elite internal menyangkut integrasi moral serta solidaritas sosial yang berhubungan dengan perasaan tertentu pada saat tertentu, sopan santun dan keadaan jiwa. Sedangkan elite eksternal adalah meliputi pencapaian tujuan dan adaptasi berhubungan dengan problem-problema yang memperlihatkan sifat yang keras masyarakat lain atau mas depan yang tak tentu.


               Elite yang berfungsi sebagai pemegang pimipinan harus dapat mengatur strategi yang tepat. Dalam hal ini elite dapat dibedakan menjadi:
a.         Elite politik (berkuasa dalam mencapai tujuan)
b.        Elite ekonomi, militer, diplomatik dan cendekiawan.
c.         Elite agama, filsuf, pendidik dan pemuka masyarakat.
d.        Elite yang memberikan kebutuhan psikologis, seperti artis, penulis, aktor, olahragawan, dsb.

Istilah massa menunjuk kepada suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan. Ciri-ciri massa adalah :
1.        Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai masa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti peradilan tentang pembunuhan misalnya malalui pers.
2.        Massa merupakan kelompok yang anonym, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonym.
3.        Sedikit interaksi atau bertukar pengalaman antar anggota-anggotanya.


C.     HUBUNGAN ELITE, MASSA, DAN MASYARAKAT

·         Masyarakat dan  Massa
Massa merupakan gambaran kosong dari suatu masyarakat. Ia semata-mata terdiri dari suatu himpunan individu-individu yang terpisah. Massa cenderung merespon obyek-obyek yang menarik perhatian atas dasar impuls-impuls yang dibangkitkan olehnya daripada merespon sugesti yang ditimbulkan berdasarkan suatu hubungan yang erat.


·           Peranan Elite terhadap Massa
Elite adalah kelompok yang berkuasa dan merupakan kelompok penentu, yang tidak mendasarkan diri pada fungsi-fungsi sosial tetapi lebih bersifat kepentingan-kepentingan birokrat.
Kelompok elite penentu lebih banyak berperan dalam mengemban fungsi sosial;
a.    Sebagai suatu lembaga kolektif yang merupakan pencerminan kehendak-kehendak masyarakatnya.
b.   Sebagai lembaga politik yang memajukan kehidupan masyarakat dengan memberikan kerangka pemikiran konsepsional sehingga massa dapat tepat dalam menanggapi permasalahan.
c.    Memiliki peranan moral dan dolidaritas kemanusiaan baik dalam pengertian nasionalisme maupun universal.
d.   Berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pemuasan hedonik/ intrinsik lainnya bagi manusia khususnya terhadap reaksi-reaksi emosional.




Untuk makalah dalam bentuk word,bisa di download melalui link berikut:







Tidak ada komentar:

Posting Komentar